Jumat, 27 Agustus 2010

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI PADI-ABG (TP2 PADI- ABG) BERBASIS ORGANIK

Fokus perhatian pemerintah dan masyarakat untuk menaikkan produksi padi semakin meningkat. Berbagai teknologi intensifikasi padi yang bertumpu pada penggunaan pupuk anorganik dan pestisida terus dikembangkan. Upaya tersebut mampu meningkatkan produksi, tetapi kenaikan hasil tersebut semakin kecil.
Keragaan produktivitas padi saat ini di Indonesia berkisar 3 - 8 ton per hektar. Bahkan di daerah tertentu, pencapaian 5 ton saja merupakan hal yang mustahil. Akibatnya upaya untuk membangun kemandirian pangan akan semakin sulit. Oleh karena itu, perlu dilakukan terobosan teknologi yang mampu menaikkan hasil padi secara spektakuler (Amazing Bio Growth) dengan produktivitas 8 – 15 ton/ha.
Teknologi andalan yang sudah terbukti mampu mancapai hasil tersebut di atas adalah dengan menggunakan Teknologi Peningkatan Produksi Padi (TP2 Padi)-ABG berbasis Organik.
TP2 Padi-ABG merupakan solusi yang tepat dan bertumpu pada pemanfaatkan dan pengelolaan kekuatan sumber daya tanah (soil biologal power) secara terpadu untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi yang ramah lingkungan. Keunggulan utama TPPP-ABG adalah
• Hemat air
• Hemat pupuk anorganik (sekitar 50%)
• Hemat bibit (sekitar 70%)
• Hemat pestsida
• Produktivitas Tinggi (8 – 15 ton/ha) dan panen lebih awal sekitar 5 – 10 hari
• Penerapan yang mudah oleh petani

Keberhasilan dalam program TP2 Padi ABG sangat bergantung pada:
1. Pengolahan lahan
2. Pemilihan benih (seleksi benih) dan penaman bibit yang muda (8 – 15 hari)
3. Teknik penanaman dan pengaturan Jarak Tanam
4. Pengaturan air (sistem irigasi)
5. Pemeliharaan & perawatan
6. Pemupukan

Penerapatan TP2 Padi ABG yang baik dan benar, akan meningkatkan produksi padi mencapai 8 – 15 ton / ha. Target pencapaian program TP2 Padi ABG di lapang pada tingkat petani adalah :
1. Anakan lebih banyak dan sehat (60 – 80 anakan/rumpun)
2. Anakan bermalai lebih banyak (50-70 batang / rumpun)
3. Malai lebih panjang (30 - 35 cm / batang)
4. Jumlah bulir /malai lebih banyak (200-300 butir / batang)
5. Bulir hampa berkurang (< 10%)
6. Hasil akhir meningkat (8-15 ton / hektar)

PENGOLAHAN LAHAN (PEMANFAATAN JERAMI DILAHAN)
Pengolahan lahan dilakukan sekitar 15 hari sebelum tanam
Kebutuhan bahan per 1 hektar sawah :
1. ABG-Bio 160 gram (2 kotak)
2. ABG-Degra 200 gram (2 kotak)
3. ABG-Bios 3 kg
4. Dedak 5 kg
- Larutkan ABG-BIO dan ABG-Degra dalam 50-100 L air, tambahkan dedak dan ABG-BIOS.
- Aduk hingga merata, Biarkan sekitar 2–4 jam.
- Selanjutnya siramkan pada hamparan jerami atau tunggul jerami dengan emrat atau salurkan melalui air irigasi.
- Lahan diolah seperti biasa (traktor atau manual) setelah lahan digenangi air dengan ketinggian sekitar 1-2 cm
- Buat saluran air masing-masing berjarak 3 meter. Saluran air dibuat dengan ukuran lebar 30 cm, dan kedalaman 30 cm.

SELEKSI BENIH
Untuk mendapatkan benih bermutu, lakukan seleksi benih dengan menggunakan larutan garam. Seleksi benih dilakukan sehari sebelum persemaian, atau sekitar 13 hari sebelum tanam.
Kebutuhan bahan per 1 hektar sawah :
1. Benih 7-10 kg
2. Garam secukupnya
Kegiatan :
- Larutkan garam dalam seember air.
Untuk menentukan jumlah garam, masukkan sebutir telur (ayam/itik) kedalam larutan garam. Jika telurnya timbul, maka takaran (jumlah) garam sudah cukup. Air garam siap untuk seleksi benih.
- Masukkan benih dalam larutan tersebut, lalu diaduk
- Benih yang timbul (mengambang) dipisahkan
- Benih yang tenggelam adalah benih yang baik dan untuk disemai
- Benih terpilih (yang tenggelam) di bilas dengan air bersih dan di angin anginkan 1 hari.

PERSEMAIAN
Persemaian dilakukan sekitar 12 hari sebelum tanam.
Kebutuhan bahan :
- ABG-Bios 100-200 gram / M2
Kegiatan :
- Buat bedengan pada lahan dengan ketinggian 10-20 cm dan lebar 2 meter.
- 1-3 hari sebelum penebaran benih, Sebar ABG-BIOS pada permukaan bedengan secara merata.
- Untuk mempermudah transplanting, benih sebaiknya ditebar dalam larikan sedalam 1 cm dan jarak antar larikan sekitar 3 – 5 cm.

PENANAMAN
- Untuk memacu pertumbuhan dan menghindari stress, gunakan bibit atau semai yang berumur sekitar 8–15 hari (yang terbaik yang berumur 12 hari).
- Setiap lubang tanam cukup ditanam 1-2 batang bibit
- Penanaman dilakukan dengan kedalaman sekitar 1 cm, dan akar dengan batang semai membentuk huruf L.
- Jarak tanam yang dianjurkan adalah 30 cm X 30 cm.
- Setelah penanaman, lakukan penggenangan dengan ketinggian air 1–2 cm sekitar 2 jam ( maksimum 1 hari ).
- Selanjutnya buang air, dan pertahankan tanah dalam kondisi lembab.Pertahankan lahan dalam kondisi lembab (Jangan kering & Jangan terendam air)

PEMUPUKAN
1. Pupuk Dasar (Sebelum pencaplakan).
Kebutuhan bahan per 1 hektar sawah :
1. ABG-Bios 300 kg
2. Urea 100 kg
3. SP-36 50 kg
4. KCL 50 kg
Sebarkan secara merata, campuran ABG-Bios, Urea, SP-36 dan KCl pada petakan lahan yang telah siap tanam.

2. Pupuk Susulan
a. 15 HST (ABG-Daun)
Semprotkan ABG-D dengan konsentrasi 2-3cc per liter air
b. 25 HST (ABG-Daun)
Semprotkan ABG-D dengan konsentrasi 2-3cc per liter air
c. 35 HST
Kebutuhan bahan per 1 hektar sawah :
1. ABG-Bios 100 kg
2. Urea 100 kg
3. SP-36 25-50 kg
4. KCL 50-100 kg
5. ABG-D 2-3 cc / Liter air
- Tebarkan campuran ABG-BIOS dengan Urea, SP-36 dan KCl
- Penebaran dilakukan pada saat lahan retak-retak.
- Semprokan larutan ABG-D pada daun
- Setelah pemupukan lakukan penggenangan dengan ketinggian air 1–2 cm selama 1 – 2 jam.
d. 45 HST
Semprotkan ABG-B dengan konsentrasi 2-3cc per liter air
e. 55 HST
Semprotkan ABG-B dengan konsentrasi 2-3cc per liter air
f. 65 HST
Semprotkan ABG-B dengan konsentrasi 2-3cc per liter air


PENGATURAN AIR (SISTEM IRIGASI)
Keberhasilan TP2 Padi-ABG juga sangat tergantung pada pengaturan tata air dan udara. Hal ini untuk membangkitkan kekuatan biologis tanah dan pada pemanfaatan potensi tanaman padi.
- Setelah penanaman, genangi lahan dengan air 1 - 2 cm selama 1 – 2 jam (maksimum 1 hari) Kemudian buang airnya. Pertahankan lahan dalam kondisi lembab.
- Setelah tanah retak-retak ( 1 – 2 cm), lakukan penggenangan kembali hingga 1 – 2 cm selama 1 – 2 jam (maksimum 1 hari). Kemudian buang airnya dan pertahankan lahan dalam kondisi lembab. Proses ini di ulang hingga tanaman berbunga.
- Saat berbunga, lakukan penggenangan dengan ketinggian air 1 – 2 cm hingga padi masak susu.
- Setelah masak susu (sekitar 20 - 25 hari menjelang panen), lakukan pengeringan lahan

PEMELIHARAAN / PERAWATAN
Pemeliharaan meliputi penyiangan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).
a. Untuk mengendalikan gulma lakukan penyiangan pada 10 HST, 20 HST dan 30 HST. Bila tenaga kerja sulit, dianjurkan menggunakan herbisida selektif (pratumbuh dan pasca tumbuh).
b. Sedangkan untuk mengendalikan OPT, lakukanlah penyemprotan dengan pestisida (dilakukan hanya bila diperlukan)

1 komentar: